Jenis-Jenis
Modal Kerja
Menurut Prof. Dr. Bamabang Riyanto (2001:61) dalam bukunya Dasar-dasar
pembelanjaan perusahaan, modal kerja dalam perusahaan dapat golongkansebagai
berikut :
1.Modal Kerja Permanen (Permanen Working Capital) yaitu modal kerja
yangharus tetap ada pad perusahaan untuk menjalankan funsinya, atau dengan
katalain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan unutuk kelancaranusaha.
Modal Kerja Permanen dalam :
a)Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal
kerjaminimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitasusahanya.
b)Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerjayang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang noramal(dinamis).
2.Modal Kerja Variabel (variabel working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerjaini
dibagi dalam :
a)Modal
Kerja Musiman (Sesasional Working Capital) yaitu modal kerja
yang
jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b)Modal
Kerja Siklis (Cyclical Working Capiatal) yaitu modal kerja
yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.
c)Modal
Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerjayang besarnaya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yangtidak diketahui sebelumnya
(misalnya, adanya pemogokan buruh,banjir, perubahan keadaan ekonomi yang
mendadak).
2.1.3Pentingnya
Modal Kerja
Terseedianya Modal Kerja yang segera dapat dipergunakan dalam
operasibergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimilii seperti
kas,marketable securities, piutang dan persediaan. Modal kerja yang cukup besar
dalmarti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan
sehari-hari,karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan
perusahaan,disamping memungkinkan bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan
keuangan,yang menurut Drs. Munawir dalam bukunya Analisa laporan keuangan (2004:116)memberikan
beberapa manfaat anatara lain :
1.Melindungi
pereusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva
lancar.
2.Memungkinkan
untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
3.Menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar
danmemungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
ataukesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.Memungkinkan
untuk memeiliki persediaan barang dalam jumlah yang cukup
melayani
konsumen.
5.Memungkinkan
bagi perusahaan untuk memberiakan syarat-syarat kredit yang
lebih
menarik bagi para pelanggan.
6.Memungkinkan
bagi perusahaan untuk beroperasi dengan lebih efektif karena
tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar