PENGERTIAN PERMINTAAN UANG
1 Teori Klasik
teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
1.1 Irving Fisher
MVt = PT…………………………………….(1)
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:
Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan mentransformasikannya dalam bentuk:
Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)
Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter
Md = Ms………………………………………….(3)
Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah) menghasilkan
Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono,2005 : 18).
1.2 Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of 25 exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.
Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.
Md = k PY………………………………………(1)
dimana Y adalah pendapatan nasional riil.
Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka :
Ms = Md………………………………………...(2)
sehingga :
Ms = k PY………………………………………(3)
atau :
P = 1/k Ms Y…………………………………....(4)
Jadi ceteris paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan volume uang yang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan ceteris paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi: bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa mempengaruhi “k” dalam jangka pendek (Boediono, 2005: 23).
2 Teori Keynes
Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang bersumber dari teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity Preference.
2.1 Motif Transaksi dan Berjaga-jaga
Orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksinya, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk tujuan transaksi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi ini pun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Hanya saja faktor tingkat bunga untuk permintaan transaksi untuk uang ini tidak ditekankan oleh Keynes, akan tetapi tingkat bunga ditekankan pada permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Motif berjaga-jaga (precautionary motive), orang akan mendapat manfaat dari memegang uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga, karena sifat uang yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang-barang lain. Menurut Keynes permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi, yaitu terutama dipengaruhi pula oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi pula oleh tingkat bunga (meskipun tidak kuat pengaruhnya).
2.2 Motif Spekulasi
Sesuai dengan namanya , motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut. Namun sayangnya teori ini tidak pernah membakukan faktor-faktor ini ke dalam perumusan teori moneter mereka. (Kita lihat bahwa bentuk permintaan dari teori Cambridge tidak berbeda dengan Fisher, dan faktor-faktor ini hanya masuk analisa secara kualitatif). Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-faktor ini ke dalam teori moneter.
Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan “expectations” hanya secara umum, seperti teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan “expectations” mengenai satu variable yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan sedangkan obligasi dianggap memberikan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode. Dalam teori Keynes dibicarakan khusus obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas (perpetuity).
Secara umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
K = RP………………………………………(1)
Dimana K adalah hasil per tahun yang diterima, R adalah tingkat bunga, dan P adalah harga pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut. Persamaan tersebut bisa juga ditulis sebagai berikut :
P = K/R………………………………………..(2)
yang menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P) berbanding terbalik dengan tingkat bunga R bila tingkat bunga turun, maka berarti harga pasar obligasi naik, dan sebaliknya bila tingkat bunga naik maka harga pasar obligasi turun, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat. Karena, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar ongkos memegang uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga semakin rendah maka semakin rendah pula ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau masyarakat untuk menyimpan uang tunai.
Permintaan total akan uang :
Bentuk yang sederhana dari fungsi permintaan (total) akan uang dari teori Keynes adalah:
Md/P = [ k Y + Ø (R, W) ]…………………………….(1)
Md/P adalah permintaan uang total dalam arti riil, suku pertama dalam kurung, yaitu k Y adalah permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, yang dinyatakan sebagai suatu proporsi (k) dari pendapatan nasional riil. Ø (R, W) adalah permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (R) dan nilai asset (kekayaan atau wealth) yang ada di masyarakat (W). Variable W ini dimasukkan karena permintaan uang untuk motif spekulasi dinyatakan sebagai bagian dari W yang dipegang dalam bentuk uang tunai. Persamaan (1) tersebut bisa pula dinyatakan dalam bentuk permintaan akan uang dalam satuan moneter sebagai berikut :
Md = [ k Y + Ø (R, W) ] P…………………………..(2)
dalam analisa jangka pendek W biasanya dianggap konstan sehingga fungsi (2) menjadi :
Md = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(3)
dimana Ø (R) = Ø (R,W), dalam posisi equilibrium, supply uang (Ms), yang dianggap juga oleh Keynes sebagai variable yang ditentukan oleh pemerintah, sama dengan Md. Sehingga :
Ms = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(4)
Teori permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi permintaan akan uang (Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dari waktu ke waktu. Hal ini karena Keynes menekankan faktor uncertainly dan expectation dalam menentukan posisi permintaan uang untuk tujuan spekulasi (Boediono, 2005 : 27).
2.3 Teori Kuantitas Modern (Friedman)
Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam mengenai motif-motif memegang uang. Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah satu bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang liquid (readily available source of purchasing power). Teori permintaan uang Friedman menganggap bahwa “pemilik kekayaan” memutuskan aktiva-aktiva apa (termasuk uang tunai) dan berapa yang akan ia pegang atas dasar perbandingan manfaat (penghasilan dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk in natura ataupun “utility”), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian “kekayaan” dari Friedman mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang dimasukkan dalam definisi “kekayaan” tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk uang atau bisa diubah (dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai (tepatnya,”nilai sekarang” atau “present value”) dari aliran aliran penghasilan di tahun-tahun mendatang dari tenega kerjanya. Friedman berpendapat bahwa “kekayaan” tidak lain adalah nilai sekarang dari aliran-aliran penghasilan yang diharapkan dari aktiva - aktiva yang dipegang. Konsep “kekayaan” dari Friedman ini merupakan suatu inovasi dalam teori ekonomi mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara teori permintaan biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep “manfaat”. Manfaat dari setiap bentuk aktiva merupakan faktor pertimbangan dari pemilik kekayaan untuk memutuskan berapa jumlah dari masing-masing bentuk aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas bahwa Marginal Rate of Substitution dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva tersebut yang dipegang. Ini berarti bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak satu bentuk aktiva, misalnya uang maka manfaat marginal dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns dari aktiva-aktiva yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah uang yang ia pegang dan menggantinya dengan aktiva-aktiva lain berupa obligasi, surat-surat berharga lainnya ataupun aktiva fisik seperti mobil, rumah, mesin dan sebagainya, maka orang tersebut akan memperoleh manfaat total yang lebih besar.
Jadi, menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor seperti berikut : tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga “equities”, modal fisik dan kekayaan mengenai peranan harga dalam menentukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah menyimpan uang dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan saham, menyimpan dalam bentuk harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi (Boediono, 2005 : 63). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuantitas modern yang dikembangkan oleh Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Md = f (P, r, rFC, Y)
Dimana Md adalah permintaan uang nominal, P adalah tingkat harga, r adalah tingkat suku bunga, rFC adalah tingkat pengembalian modal fisik dan Y adalah pendapatan dan kekayaan. Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman mengenai permintaan uang riil, maka persamaan permintaan uang dinyatakan :
Md/P = f (ΔP, r, Y*)
Dimana Md/P adalah permintaan uang riil, ΔP adalah tingkat kenaikan harga, r adalah tingkat bunga dan Y* adalah nilai pendapatan dan kekayaan riil.
3.Teori setelah Keynes
Perkemngan selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952) dan motif spekulasi (James Tobin)
- Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya minimun).
- Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk memegang uang terdiri dari :
1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)
- Penentuan uang kas (persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya minimum dijelaskan sbb.
Biaya total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan biaya bunga (r. C/2) dengan rumus : TC - b. (T/C) + r. (C/2)
- Jumlah Uang Kas yang Optimal (C) :
(dTC/dC) = -b. T/C^2 + r/2 = 0
maka :
C = (2b T/r)^1/2
- Uang kas yang ditahan setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2 atau
Md = 1/2 (2bT/r) ^1/2. P
Implikasi dari teori Boumol :
- Tingkat bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity cost dalam memegann uang.
- Adanya economies of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan pendapatan ( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang diinginkan (Md) lebih kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
- Permintaa uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya perantara ( teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari pendapatan).
- Perkembangan / kemajuan teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi akan mengakibatkan turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu
- Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam arus uang masuk dan keluar.
Kamis, 10 April 2014
TUGAS SOFTSKILL 2 EKONOMI MONETER
1.
PENGERTIAN
DAN MACAM MACAM STANDAR MONETER
Standar moneter adalah sistem moneter yang
didasarkan atas standar nilai uang, termasuk di dalamnya peraturan tentang
ciriciri/ sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar
(baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam mulia serta fasilitas bank dalam
hubungannya dengan demand deposit (simpanan yang setiap saat dapat diambil)
Standar uang dibedakan menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut.
a. Standar kertas, adalah sistem keuangan di
mana uang kertas berlaku sebagai alat tukar/alat pembayaran yang sah dan tak
terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank
sirkulasi.
b. Standar logam (metalisme) yang dibedakan
menjadi dua, yaitu monometalisme dan bimetalisme.
1)
Monometalisme
(standar tunggal) merupakan sistem standar moneter yang menggunakan standar
uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun perak.
2)
Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan pada dua logam.
Sistem ini digolongkan dalam standar kembar, standar paralel, dan standar
pincang.
a) Standar kembar, yaitu standar uang yang
menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai
standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan emas dan
perak, yaitu:
- perbandingan menurut pemerintah dalam bentuk
uang, dan
- perbandingan menurut pasar dalam bentuk
batangan emas.
b) Standar paralel, yaitu standar uang yang
menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai
standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu
menurut pasar saja.
c) Standar pincang, yaitu standar uang yang
menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar
atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang
berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation” artinya uang
yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih
tinggi dari peredaran.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai
berikut.
- Negara menggunakan standar kembar.
- Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia,
baik berupa emas maupun perak.
- Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa
ataupun melebur uang emas maupun perak.
- Perbandingan emas dan perak menurut
pemerintah dan pasar berbeda.
2. Macam-Macam
Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan
menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a. Standar barang
(commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana
nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap
nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu:
1) standar emas (the gold standard),
2) standar perak (the silver standard),
3) standar kembar (emas dan perak).
b. Standar
kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu
simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan
keburukannya.
a. Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem
moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang
pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan
mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas di antaranya sebagai
berikut.
1) Acceptability, artinya masyarakat menerima
emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
2) A chek on inflation and deflation, artinya
dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan
deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
3) Automatic limitation on medium of exchange,
artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan
deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang
kertas dan kredit bank.
4) Basic of international money system,
artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan
karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar
internasional serta sebagai alat penukar.
5) Stimulus to international investment and
trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan
investasi.
6) Uniform international price system, artinya
dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di
pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga
internasional.
Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai
berikut.
1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila
kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang
hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito
bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk
meninggalkan standar emas ini.
2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti
tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
3) Standar emas tidak otomatis seperti yang
kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional
tidak akan terjadi.
4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang
perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan
berakibat nilai uang jatuh.
5) Selama kadar emas tetap pada setiap
satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar
negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
b. Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar
moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang
pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa
batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar
emas.
c. Standar Kembar
Standar kembar artinya suatu negara
menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan
perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai
berikut.
1) Kurang memadainya penyediaan emas sebagai
uang dan kredit, mendorong dipakainya standar logam kembar.
2) Dapat menciptakan kestabilan nilai uang
daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
3) Nilai dari cadangan emas juga akan lebih
stabil karena produksi emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
Sedangkan keburukan standar kembar yaitu
berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi
kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.
d. Standar Kepercayaan/Standar Kertas
Standar kepercayaan merupakan sistem moneter
di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi
kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya
sebagai berikut.
1) Terlepasnya dari cadangan logam untuk
penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta
memenuhi persyaratan perdagangan.
2) Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi
dari standar emas otomatis dapat dihindari.
3) Lebih murah untuk mencetak uang kertas
daripada uang logam.
Adapun keburukan standar kepercayaan antara
lain sebagai berikut.
1) Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam
mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
2) Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah
tetapi akan berakibat inflasi yang hebat (hyperinflation).
3) Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau
nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional,
perdagangan, dan investasi.
2.
PENGERTIAN NILAI UANG
Nilai uang atau daya
beli uang merupakan kemampuan uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa,
maupun ditukarkan dengan uang yang lain.
Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
berdasarkan asalnya dan ukurannya.
a. Dilihat dari
Asalnya Berdasarkan asalnya,
nilai uang terdiri atas nilai nominal dan
nilai intrinsik.
1) Nilai nominal, yaitu nilai yang berdasarkan
tulisan yang tertera pada uang.
2) Nilai intrinsik, yaitu nilai yang
berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang.
b. Dilihat dari
Ukurannya
Berdasarkan ukurannya, nilai uang terdiri atas
nilai internal dan nilai eksternal.
1) Nilai internal, nilai yang diukur oleh
kemampuan uang untuk tersebut ditukarkan dengan sejumlah barang dan jasa.
2) Nilai eksternal, yaitu nilai yang diukur
oleh kemampuan
uang tersebut untuk ditukarkan dengan sejumlah
mata uang luar negeri atau uang asing.
3.
NILAI
INTERNAL DAN NILAI EKSTERNAL
Dilihat
dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai
eksternal uang.
1.
Nilai internal uang
Nilai
internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh: dengan
uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal
uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.
2.
Nilai eksternal uang
Nilai
eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata
uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs. Kurs ada dua macam yaitu kurs jual
dan kurs beli. Kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta
asing. Sedangkan kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta
asing. Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00 dengan satu dollar
Amerika Serikat di bank yang melayani penukaran valuta asing. Dalam hal ini
nilai kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US $1 = Rp9.000,00).
4.
PERUBAHAN
NILAI UANG DAN KURS
Kurs
(exchange rate) adalah harga sebuah mata uang dari sutu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan penting dalam
keputusan-keputusan pembelanjaan Karena
kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam
satu bahasa yang sama. Bila semua kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang
dari suatu negara terhadap segenap mata uang lainnya (kenaikan harga valuta
asing bagi negara yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan
impornya lebih mahal. Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di
negara yang bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya lebih
murah.
Kurs
sangat penting dalam pasar valuta asing (foreign excahange market). Walaupun
perdagangan valuta asing berlangsung di berbagai pusat keuangan yang tersebar
di seluruh dunia, teknologi telekomunikasi modern telah mempertautkan mereka
menjadi sebuah rangkaian pasar tunggal yang beroperasi 24 Jam setiap hari.
Salah satu kategori penting dalam perdagangan valuta asing adalah perdagangan
berjangka (forword trading), di mana beberapa pihak sepakat mempertukarkan mata
uang di waktu mendatang atas dasar kurs yang mereka sepakati. Sedangkan
kategori lainnya, yakini perdagangan spot (spot trading) langsung melaksanakan
pertukaran tersebut (ini biasanya untuk keperluan-keperluan mendesak atau
praktis).
Oleh
karena kurs merupakan harga relative dari dua set, maka layak biala kurs
dianggap sebagai harga asset itu sendiri. prinsip dasar penetapan harga asset
adalah bahwa nilai asset saat ini ditentukan oleh perkiraan daya belinya di
masa mendatang. Dalam mngevaluasi asset, para penabung (investor) selalu
memperlihatkan aspek perkiraan imbalan (rate of return) yang dibuahkan asset
itu, atau tingkat pertambahan nilai investasi yang tertanam dalam asset
tersebut di waktu-waktu selanjutnya.Imbalan dari simpanan yang diperdagangkan
di pasar valuta asing ditentukan oleh suku bunga (interest rate) dan perkiraan
perubahan kurs.
Keseimbangan
dalam pasar valuta asing mensyaratkan adanya kondisi interest parity, yakni
suatu kondisi di mana berbagai simpanan dalam mata uang apa pun menawarkan
perkiraan imbalan yang sama besarnya (bila diukur atau dihitung dengan satuan
yang sama). Bila suku bunga dan perkiraan kurs masa mendatang tetap, kondisi
interest parity menjamin adanya keseimbangan kurs. Kurs yang tengah berlaku
juga dipengaruhi oleh berbagai perubahan atas perkiraan kurs untuk waktu
mendatang. Sebagai contoh, apabila terjadi kenaikan perkiraan kurs dolar/DM
untuk masa yang akan datang, maka jika suku bunga tetap, kurs dolar/DM yang
tengah berlaku akan meningkat.
Kurs
dapat pula disebut sebagai perbandingan nilai. Dalam pertukaran dua mata uang
yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata
uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan kurs. Dalam
kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs untuk satu valuta asing.
Perbedaan ini timbul karena beberapa hal antara lain perbedaan antara kurs beli
dan jual oleh pedagang valas, perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan
dalam waktu pembayarannya, perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan
hak pembayaran. Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valas
atau bank membeli valuta asing, sedangkan kurs jual adalah kurs yang dipakai
apabla pedagang valas atau bak menjual valuta asing.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Nilai Kurs
Tingkat
inflasi
Dalam
pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau
jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan
harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai
faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Contoh: jika Amerika
sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka
harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan
terhadap produk relatif mengalami penurunan.
Rasio
uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar
yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada
nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata
uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan
mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang
mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih
rendah.
Aktifitas neraca pembayaran
Neraca
pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca
pembayaran aktif meningkatkan mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan
dari debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan
penurunan nilai tukar mata uang nasional sebagai seorang debitur dalam negeri
mencoba untuk menjual semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayar
kembali kewajiban eksternal mereka. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai
tukar ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi. Contoh, efek dari perubahan
tarif, pembatasan impor, kuota perdagangan, subsidi ekspor berdampak pada
neraca perdagangan. Ketika keseimbangan positif dalam perdagangan ada di muka
terdapat peningkatan permintaan untuk mata uang negara yang meningkatkan laju,
dan dalam hal keseimbangan negatif proses sebaliknya terjadi. Pergerakan modal
jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada tingkat suku bunga domestik,
pembatasan atau mendorong impor dan ekspor modal.
Perbedaan
suku bunga di berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga di suatu negara akan
mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga
akan merangsang masuknya modal asing
Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga
masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal.
Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan
neraca pembayaran.
Suku
bunga mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melakukan
transaksi, bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal
nasional dan global dengan pandangan
yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman
lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata
uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di
sisi lain, kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan
untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis.
Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang,
pada gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini
relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara
Tingkat
pendapatan relatif
Faktor
lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing
adalah laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju
pertumbuhan pendapatan dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang
asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan
valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.
Kontrol
pemerintah
Kebijakan
pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:
Usaha
untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
Usaha
untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
Melakukan
intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan
pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
Untuk
memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
Untuk
membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
Tanggapan
atas gangguan yang bersifat sementara.
Berpengaruh
terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat
pendapatan
Ekspektasi
Faktor
terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai
tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas
bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan
sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa
menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar
akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar
dalam pasar.
Sistem
Kurs Mata Uang
Menurut
Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu:
sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange
rate), kurs tertambat merangkak (crawling Pegs),sekeranjang mata uang (basket
of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate).
Sistem
kurs mengambang
Kurs
ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan
pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila terdapat
campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali
(managed floating exchange rate).
Sistem
kurs tertambat
Suatu
negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang
negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan,
ini berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
Sistem
kurs tertambat merangkak
Di
mana negara melaKukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik
dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu
tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur
penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem
kurs terambat.
Sistem
sekeranjang mata uang
Keuntungannya
adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena
pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang
dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam
membiayai perdagangan negara tertentu.
Sistem
kurs tetap
Dimana
negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan
menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak
terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi
terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering mengalami gangguan
alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
Jenis
Perubahan Nilai Mata Uang atau Kurs Valuta Asing
Perubahan
nilai tukar atau kurs mata uang terdiri atas dua bentuk, yaitu apresiasi atau
depresiasi dan devaluasi atau revaluasi.
Apresiasi
atau Depresiasi
Naik
turunnya nilai tukar atau kurs mata uang suatu negara terhadap mata uang asing
bergantung sepenuhnya pada kekuatan pasar (penawaran dan permintaan), baik yang
timbul dari dalam maupun luar negeri.
Devaluasi
atau Revaluasi
Naik
turunnya nilai tukar atau kurs mata uang yang bergantung pada kebijakan yang
ditetapkan pemerintah.
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/nilai-uang.html
Rabu, 02 April 2014
TUGAS SOFTSKILL 1
Ruang
Lingkup Ekonomi Moneter
RUANG LINGKUP EKONOMI MONETER
Ilmu ekonomi merupakan kegiatan yang mneciptakan produksi, mengukur aktivitas perekonomian, mengukur tingkat pengangguran, mengukur tingkat harga melalui inflasi, hubungan perdagangan internasional. Ekonomi moneter merupakan bagian ilmu ekonomi yang khusus mempelajari tentang fungsi uang terhadap aktivitas perekonomian. Oleh sebab itu dapat disimpulkan ekonomi moneter mempelajari beberapa hal, yaitu:
a. Fungsi dan peranan uang dalam sistem perekonomian.
b. Pengaruh sistem moneter terhadap jumlah uang beredar.
c. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap aktivitas perekonomian.
d. Pengaruh suku bunga terhadap permintaan uang.
e. Sistem moneter internasional.
f. Lembaga-lembaga keuangan bankdan bukan bank.
g. Lembaga keuangan internasional.
Ekonomi moneter sebagai bagian ilmu ekonomi tentu sangat perlu dipelajari mahasiswa, alasannya mengapa perlu mempelajari ekonomi moneter adalah:
- Mempelajari ekonomi moneter, kita akan mengetahui secara jelas dan mendalam mekanisme penciptaan uang, bagaimana tingkat bunga, dan bagaimana pasar uang.
- Dengan mempelajari ekonomi moneter, kita akan dapat mengetahui sistem moneter dan kebijaksanaan moneter, serta sistem dan lalu lintas pembayaran internasional.
- Dengan mempelajari ekonomi moneter, kita akan dapat menganalisis kebijaksanaa moneter yang dikeluarkan pemerintah, dan mengetahui pengaruhnnya terhadapaktivitas perekonomian.
Ilmu ekonomi merupakan kegiatan yang mneciptakan produksi, mengukur aktivitas perekonomian, mengukur tingkat pengangguran, mengukur tingkat harga melalui inflasi, hubungan perdagangan internasional. Ekonomi moneter merupakan bagian ilmu ekonomi yang khusus mempelajari tentang fungsi uang terhadap aktivitas perekonomian. Oleh sebab itu dapat disimpulkan ekonomi moneter mempelajari beberapa hal, yaitu:
a. Fungsi dan peranan uang dalam sistem perekonomian.
b. Pengaruh sistem moneter terhadap jumlah uang beredar.
c. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap aktivitas perekonomian.
d. Pengaruh suku bunga terhadap permintaan uang.
e. Sistem moneter internasional.
f. Lembaga-lembaga keuangan bankdan bukan bank.
g. Lembaga keuangan internasional.
Ekonomi moneter sebagai bagian ilmu ekonomi tentu sangat perlu dipelajari mahasiswa, alasannya mengapa perlu mempelajari ekonomi moneter adalah:
- Mempelajari ekonomi moneter, kita akan mengetahui secara jelas dan mendalam mekanisme penciptaan uang, bagaimana tingkat bunga, dan bagaimana pasar uang.
- Dengan mempelajari ekonomi moneter, kita akan dapat mengetahui sistem moneter dan kebijaksanaan moneter, serta sistem dan lalu lintas pembayaran internasional.
- Dengan mempelajari ekonomi moneter, kita akan dapat menganalisis kebijaksanaa moneter yang dikeluarkan pemerintah, dan mengetahui pengaruhnnya terhadapaktivitas perekonomian.
Ekonomi moneter
merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi dan
pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Cakupan ekonomi moneter antara lain:
1. Peranan dan fungsi
uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter dan
pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3. Struktur dan fungsi
bank sentral
4. Pengaruh jumlah uang
beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta
sistem moneter internasional
Alasan perlunya
mempelajari ilmu ekonomi moneter
1. Dapat mengetahui
secara mendalam tentang mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang,
sistem dan kebijakan moneter, serta pembayaran internasional.
2. Dapat mengetahui
serta menganalisa beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek
kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
Pengertian
Uang
Uang dalam ilmu ekonomi
tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara
umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi
modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli
juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Keberadaan uang
menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih
kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern
karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan
pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan
dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian
tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di
Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26
ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian
menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang
berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan
hak oktroi.
Uang dalam ilmu ekonomi
tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima saecara
umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Sedangkan uang dalam
ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:
1. AC Pigou; dalam
bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.
2. DH Robertson; dalam
bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam
pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
3. RG Thomas; dalam
bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
Uang yang semula
dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar satuan nilai ternyata juga
berdampak terhadap fokus budaya manusia ketika uang diaplikasikan sebagai
properti yang menentukan martabat seseorang di tengah masyarakat. Dalam
sejarahnya, peranan dan fungsi uang telah berkembang secara pesat, tanpa
mengenal batas, ras, bangsa dan negara sehingga uang telah ikut memberikan
andil yang penting dalam proses perkembangan peradaban manusia secara global.
Aphra Behn, seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam bukunya The Rover (1677)
“Uang berbicara dalam bahasa yang dimengerti semua bangsa”.
Uang memang benda mati.
Namun ternyata ia bisa mengendalikan hidup manusia. Ini bisa terjadi jika
manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya. Dengan uang – yang
notabene adalah benda mati – napas hidup perekonomian suatu negara dapat
terlihat. Dengan uang manusia bisa membeli rasa “aman:, bersosialisasi,
dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia dapat mengaktualisasikan dirinya.
Kriteria
uang
Agar “sesuatu” tersebut
dapat dijadikan sebagai uang ada beberapa kriteria umum yang antara lain adalah
:
1. Acceptability dan
Cognizability
Persyaratan utama dari
sesuatu menjadi uang adalah diterima secara umum (acceptability) dan diketahui
secara umum (cognizability).
2. Stability of Value
Sesuatu yang dapat
berperan sebagai uang akan besar manfaatnya apabila nilainya relatif stabil.
3. Portability
Sesuatu yang berperan
sebagai uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari.
4. Durability
Dalam transaksi, uang
akan berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain
5. Divisibility
Uang digunakan untuk
menetapkan transaksi dari berbagai jumlah, sehingga uang dari berbagai nominal
(satuan/unit) harus dicetak untuk mencukupi/melancarkan transaksi jual-beli
6. Elasticity of supply
Jumlah uang yang
beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha (perekonomian).
Fungsi
Uang
Secara umum, uang
memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga
untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi
uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli
Fungsi asli uang ada
tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan
nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau
medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan
pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat
diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung
(unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai
macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung
besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat
penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli
dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia
dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa
mendatang.
Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di
atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi
turunan itu antara lain:
Uang sebagai alat pembayaran yang sah
Kebutuhan manusia akan
barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui
cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan
jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima
semua orang, yaitu uang.
Uang sebagai alat
pembayaran utang
Uang dapat digunakan
untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
Uang sebagai alat
penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya
tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian
uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.
Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak
pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang
berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di
tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil
penjualan rumah yang lama.
Uang sebagai alat
pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang
stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan
investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
Jenis
Uang
Uang yang beredar dalam
masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula
disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar
yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi
jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang
yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik
sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga
masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang
diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang
menggunakan cek.
Menurut bahan
pembuatannya
Dinar dan Dirham, dua
contoh mata uang logam.
Uang menurut bahan
pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.
Uang logam
Uang logam adalah uang
yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena kedua logam itu
memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali,
sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang
lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:
Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk
membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk
mata uang.
Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum
pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus
rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan
uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang
Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00
dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).
Ketika pertama kali
digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya,
yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar
kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini,
uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai
nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.
Uang kertas
Sementara itu, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar
dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU
No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas
adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan
lainnya (yang menyerupai kertas).
Menurut nilainya
Menurut nilainya, uang
dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money)
Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan
sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama
nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika
uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang
dikandungnya.
Uang Tanda (token
money)
Sedangkan yang dimaksud
dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari
nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai
nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat
uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Sumber Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang
http://bizgun.wordpress.com/tag/ruang-lingkup-ekonomi-moneter/
http://marchela04.blogspot.com/2011/04/ekonomi-moneter_05.html
Langganan:
Postingan (Atom)