Sabtu, 23 Maret 2013

Gaya Hidup dan Penampilan dalam berkomunikasi

Mengatur WaktuWaktu adalah komoditi yang lentur dan terus menerus. Bagi orang sibuk banyak yang mengeluhkan kekurangan waktu, padahal sebenarnya waktu tidak pernah bisa berkurang. Yang menjadi masalah bukanlah bagaimana mendapatkan waktu lebih, tapi bagaimana kita memanfaatkan waktu yang telah ada untuk melakukan kegiatan yang berguna guna mencapai tujuan kita.
Agar waktu yang kita miliki tidak terbuang percuma, maka kita perlu membuat daftar aktivitas yang penting sebagai prioritas. Karena hanya aktivitas yang penting saja yang dapat menghasilkan sesuatu. Bila sudah terbiasa membuat dan melaksanakan aktivitas yang penting, maka kita tidak akan merasa kekurangan waktu dan kita dapat mencapai kesuksesan.
Untuk berhasil dalam komunikasi perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Dengarkan agar tetap pada jalur
• Tentukan tujuan dengan mempertimbangkan situasi yang favorable
• Jangan terburu-buru dalam memberikan petunjuk atau intruksi
• Buatlah memo singkat dan tepat agar dapat mendapat hasil yang diharapkan
• Bila ragu-ragu cari sumbernya
• Hindari sikap hiper-responsif
 Faktor – Faktor Keberhasilan yang Menunjang Karier
1. Job description sebagai pegangan
2. Mempunyai ketrampilan dasar atau basic skill yang prima
3. An iron will in the velvet voice : nada yang ramah dan bersahabat menimbulkan kesan bahwa kita bersedia membantu lawan bicara.
4. Agenda kerja
5. Kekompakan sebagai team, dengan atasan dan rekan-rekan
6. Interpersonal skill ( agama, moral etika bisnis dan social psychology)
7. Wawasan

Unsur Komunikasi

Unsur Komunikasi
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi  memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
  1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
  2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
  3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga komponen komuniasi tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi.
b. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
c.  Sumber Penerima
Sumber penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
 e. Umpan Balik/ Feed Back
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
f. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik (salah mengartikan makna). 
Gangguan dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi gangguan. g.  Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).
h.  Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

Gaya Hidup dan Penampilan dalam berkomunikasi

Gaya hidup dan penampilan dalam berkomunikasi


 Gaya Hidup
Sikap serta gaya hidup seseorang menjadi salah satu hal yang akan menentukan apa yang dapat diraih dalam kehidupan ini, sehingga berbagai disiplin ilmu tentang manusia dan perilaku pada hakekatnya adalah untuk mengubah pandangannya terhadap diri sendiri. Pandangan dan anggapan kita terhadap diri sendiri adalah modal atau landasan yang menentukan bagaimana kita bersikap, bertindak, berpikir dan berkomunikasi dalam kehidupan ini.
Gaya hidup bahagia ternyata juga sangat menunjang sukses berkomunikasi karena setiap orang hanya mempunyai kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bahagia, bukan sebaliknya. Selain itu, gaya hidup yang bahagia dan penuh semangat juga dapat mempengaruhi orang lain yang melihatnya, sehingga tanpa sadar dia akan termotivasi untuk mengikuti gaya hidup seperti itu. Dengan begitu kita akan mudah mendapatkan banyak sahabat, yang tentunya akan menunjang sukses berkomunikasi dengan orang lain.
 Mengatur Waktu
Waktu adalah komoditi yang lentur dan terus menerus. Bagi orang sibuk banyak yang mengeluhkan kekurangan waktu, padahal sebenarnya waktu tidak pernah bisa berkurang. Yang menjadi masalah bukanlah bagaimana mendapatkan waktu lebih, tapi bagaimana kita memanfaatkan waktu yang telah ada untuk melakukan kegiatan yang berguna guna mencapai tujuan kita.
Agar waktu yang kita miliki tidak terbuang percuma, maka kita perlu membuat daftar aktivitas yang penting sebagai prioritas. Karena hanya aktivitas yang penting saja yang dapat menghasilkan sesuatu. Bila sudah terbiasa membuat dan melaksanakan aktivitas yang penting, maka kita tidak akan merasa kekurangan waktu dan kita dapat mencapai kesuksesan.
Untuk berhasil dalam komunikasi perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Dengarkan agar tetap pada jalur
• Tentukan tujuan dengan mempertimbangkan situasi yang favorable
• Jangan terburu-buru dalam memberikan petunjuk atau intruksi
• Buatlah memo singkat dan tepat agar dapat mendapat hasil yang diharapkan
• Bila ragu-ragu cari sumbernya
• Hindari sikap hiper-responsif
 Faktor – Faktor Keberhasilan yang Menunjang Karier
1. Job description sebagai pegangan
2. Mempunyai ketrampilan dasar atau basic skill yang prima
3. An iron will in the velvet voice : nada yang ramah dan bersahabat menimbulkan kesan bahwa kita bersedia membantu lawan bicara.
4. Agenda kerja
5. Kekompakan sebagai team, dengan atasan dan rekan-rekan
6. Interpersonal skill ( agama, moral etika bisnis dan social psychology)
7. Wawasan
 Penampilan Serasi
Untuk berkomunikasi secara baik, ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan berkomunikasi. Selain kemampuan membuat ide atau gagasan, situasi dan pihak-pihak yang terkait, penampilan juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Penampilan yang menarik, segar, dan serasi akan turut menunjang suksesnya berkomunikasi dengan orang lain.
3.5 Lambang – lambang Dalam Komunikasi
1. Lambang gerakan tubuh dan gerakan anggota badan
2. Lambang gambar dan huruf serta angka-angka ( rambu-rambu lalu lintas)
3. Lambang benda-benda tertentu (seperti pemberian bunga sebagai bentuk rasa simpati)
4. Lambang warna (misal, warna hitam untuk suasana sedih)
Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam proses komunikasi, yaitu komunikator (communicator), pesan (message), saluran (channel), dan audiens. Dalam riset kebahasaan, komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambar atau tanda menjadi kode atau simbol. Orang yang berperan sebagai audiens dikenal sebagai penerjemah kode-kode, simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.
Sebuah pesan yang diyakini dan nilai-nilai yang ditanamkan bisa mengalami distorsi atau disalahartikan (misinterpreted). Bila interpretasi yang salah diambil alih oleh orang lain, hal ini disebut dissonance.
Disonansi dapat terjadi karena distraksi antara sumber dan audiens, hambatan (channel noise). Hambatan kedua adalah semantic noise, yaitu hambatan mencapai saling pengertian yang disebabkan oleh faktor kebahasaan. Dalam hal ini, tingkat kerangka referensi antara komunikator dan komunikan tidak sama.
Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam proses komunikasi adalah apa yang disebut non-verbal communication, atau dikenal dengan istilah silent language. Proses komunikasi ini terjadi melalui body language, seperti ekspresi wajah, gerakan mata, pakaian, kosmetik, kualitas suara, dan lainnya.
Teknik berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan dan anjuran.
Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atua efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklarifikasikan menurut kadarnya, yaitu :
1. Dampak Kognatif
Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.
2. Dampak Afektif
Tujuan komunikator bukan hanya upaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
3. Dampak Behavioral
Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan

Macam Macam Komunikasi

Macam – Macam Komunikasi
A. Komunikasi Menurut Cara Penyampaian
Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena manusia selain makhluk individu juga sekaligus makhluk social yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara terampil berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan
- Yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang.
- Yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan sebagainya.
b. Komunikasi Tertulis
- Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat kompleks
- Gambar dan foto karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
B. Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Menurut Kelangsungannya, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi Langsung
Proses komunikasi dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikas Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
C. Komunikasi Menurut Prilaku
Komunikasi menurut prilaku dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan senagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
D. Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi
Menurut maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Berpidato
2. Memberi Ceramah
3. Memberi Prasaran
4. Wawancara
5. Memberi Perintah atau Tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemampuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses komunikasinya.
E. Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
Menurut Ruang Lingkupnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkngan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Komunikasi vertical yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
b. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi / kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar .
c. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertical.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
a. Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya
b. Konperensi pers
c. Siaran televise, radio dan sebagainya
d. Bakti social, pengabdian pada masyarakat dan sebagainya.
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.
F. Komunikasi Menurut Aliran Informasi
Komunikasi menurut Aliran Informasi dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi satu arah ( simplex )
Komunikasi yang berlangsung satu pihak saja ( one way Communication ).
2. Komunikasi dua arah
Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ).
3. Komunikasi ke atas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
4. Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
5. Komunikasi kesamping
Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
G. Komunikasi Menurut Jaringan Kerja
Didalam sebuah organisasi atau perusahaan, komunikasi akan terlaksana menurut system yang ditetapkan dalam jaringan kerja.
Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2. Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang bebrbentuk seperti lingkaran.
3. Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
H. Komunikasi Menurut Peranan Individu
Dalam komunikasi ini, peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
1. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi individu yang lain.
2. Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
3. Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih
Komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
I. Komunikasi Menurut Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi menurut Jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi Perseorangan
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau grup tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan komunikasi perseorangan.

Tujuan Komunikasi dan Komunikasi Tatap Muka

Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dari sebagian para ahli yaitu menciptakan pengertian yang sama atas setiap pesan dan lambang yang disampingkan, dengan maksud apa yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh komunikasi dengan sebaik-baiknya sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. Dan tujuan yang tertentu yaitu mempengaruhi komunikasi atau penerima pesan untuk bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator atau pemberi pesan, mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan setiap kali kita bermakdsud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita.
Untuk mencapai hasil komunikasi yang diharapkan dan untuk menghindarkan hal-hal yang mudah menghambatnya, maka perlu diketahui prinsip-prinsip komunikasi adalah :
  1. 1. Prinsip “ hilang dalam perjalanan “
Prinsip ini menyatakan bahwa efektifitas suatu komunikasi condong berubah menurut jaraknya.
  1. 2. Prinsip “ himbauan emosional “
Himbauan emosi lebih cepat dikomunikasikan daripada himbauan pada akal pikiran .
  1. 3. Prinsip “ Aplikasi “
Informasi adalah nama untuk kegiatanpemngawasan terhadap apa yang ditukar dengan dunia luar, sehingga kita dapat menyesuaikan diri terhadapnya dan berdasarkan informasi tersebut tergantung merasakan bahwa penyesuain terjadi karenanya.

  Komponen-Komponen Komunikasi.
Bertitik tolak dari pada pengertian komunikasi maka kita dapat mengetahui bahwa variabel atau komponen komunikasi meliputi :
a. komunikan yaitu subyek yang menerima pesan, informasi, atau berita.
b. komunikan yaitu subyek yang menerima dituju berita yang dikirimkan.
c. pesan, berita, warta.
d. respon yaitu tanggapan.
e. media yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan warta atau pesan.
Komunikasi yang bai pada umumnya mempunyai cirri, yaitu :
  1. Pesan yang disampaikan jelas.
  2. Penerimaan warta dalam situasi yang tepat.
  3. Cara yang digunakan efesien.

 Komunikasi Tatap Muka.
Tujuan daripada komunikasi tatap muka antara lain :
a)     Mengerti akan pentingya komunikasi tatap muka dalam memecahkan masalah.
b)     Mengerti kapan komunikasi tatap muka lebih tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah.
c)      Mengerti tentang komponen-komponen pokok agar komunikasi tatap muka menjadi baik.
d)     Mempelajari tekhnik-tekhnik pokok agar komunikasi tatap muka menjadi baik.
e)     Dapat mengembangkan keterampilan dalam meningkatkan komunikasi tatap muka.
Komunikasi tatap muka ini sangat penting dalam berkomunikasi di bisnis walaupun menulis memo pada pegawai mungkin lebih teliti dan efisien, hal ini tidak berarti banyak dalam rapat kebutuhan pegawai.
Keuntungan komunikasi tatap muka adalah untuk meningkatkan pemahaman terhadap arti yang tersimpan. Sering terjadi kesulitan berkomunikasi dengan merasakan dan menilai maupun menulis atau tertulis. Membaca diantara baris sering tidak tertentu. Berkomunikasi dengan tatap muka akan mengajak anda untuk berkesempatan membaca isyarat, expresi wajah, gerak tangan, tekanan suara dan lain-lain.
Kerugian komunikasi tatap muka adalah memerlukan waktu yang lama. Diskusi para pegawai membutuhkan dua cara yaitu motivasi dan promosi dimana keduanya memerlukan waktu untuk saling bertukar pikiran dalam berkomunikasi tatap muka.
Komunikasi tatap muka diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok.
1)     Komunikasi Antar Personal.
Komunikasi antar personal adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaju seorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.
2)     Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok termasuk komuniksi tatap muka karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapandan saling melihat. Komunikasi kelompok adalah komunikasi dengan sejumlah komunikasi karena jumlah komunikan itu menimbulkan konsekuensi, jenis ini diklasifikasikan menjadi komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar.